Tugas Tabligh Dr. Hasani Ahmad Said
 
Resensi Buku Studi Islam 1 Kajian Islam Kontemporer


Judul Buku : Studi Islam I (Kajian Islam Kontemporer)
Penulis : Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.
Penerbit : PT. RajaGrafindo Persada
Tahun Terbit : 2016
Cetakan : Pertama Design
Cover : Octiviena
Tebal Halaman : 320 halaman
ISBN : 978-979-769-995-6
Harga Buku : Rp. 80.000
Peresensi: Siti Sopiyah
Jurusan: Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas: Ushuluddin
Semester: 2
 
Penadahuluan

Buku ini ditulis oleh seorang Doktor muda yaitu Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. selain itu juga beliau adalah Doktor terbaik pada saat itu, kenapa beliau dijuluki Doktor muda?, karena beliau pada saat itu menyandang gelar Doktor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada usia yang masih sangat muda yaitu pada usia 28 tahun, disinilah awal mula beliau dijuluki sebagai Doktor muda, sekarang beliau adalah salah satu dosen tetap di UIN Syarif Hidayatullah.

Karya-karya beliau dintaranya buku yang berjudul “Diskursus munasabah Al-Quran Tinjauan Kritis Terhadap Konsep dan Penerapan Munasabah dalam Tafsir Al-Misbah”  dan buku yang bejudul “Studi islam I Kajian Islam Kontemporer.” Kedua buku ini sangat membantu sekali bagi anda sebagai mahasiswa yang sedang mendalami ilmu al-Quran.

Buku yang berjudul “Studi Islam I Kajian Islam Kontemporer” ini sangat berguna dan penting sekali untuk dibaca dan dipahami isi kandungannya bagi kaum muslim yang memang ingin mengetahui dan memahami islam dimasa yang serba modern ini terkhusus bagi seorang pelajar yang sedang mendalami ilmu al-Quran. Terlebih kepada segenap mahasiswa yang mengambil konsentrasi di bidang Al-Qur'an dan Tafsir.

Buku ini menjelaskan dengan gamlang, terperinci dan jelas mengenai kajian islam kontemporer,  berikut ini kajian-kajian yang tercantum dalam buku ini
  1. Kajian Ulumul Quran (menyoal perdebatan munasbah al-Quran)
  2. Kajian Hadis (wacana pemahaman hadis misoginis, menggali akar sosio-kultural)
  3. Kajian Fiqih Waris dan Perspektif Jender
  4. Tasawuf (menyikap dimensi rohani manusia)
  5. Kajian Ekonomi Syariah
  6. Filsafat dan dalam Pendekatan Agama
  7. Studi Islam dan Pendidik Berbasis Al-Quran
  8. Potret Tafsir Nusantara
  9. Tafsir Kontemporer Atas Pemikiran Nasr Hamid Abu Zayd dan Muhammad Arkoun
  10. Analisis Sosiologis-Antropologis (meneguhkan tradisi pesantren di nusantara)
  11. Tafsir Ahkam
  12. Kajian Tikrar Al-Quran dalam Surah Al-Rahman

Kelebihan : Buku ini bagus untuk dijadikan sebuah rujukan ketika mengkaji tentang islam kontemporer. Buku ini mudah dipahami bagi pembacanya karena bahasa yang dipakai tidak terlalu sulit untuk dipahami terlebih untuk kalangan akademik. Buku ini juga mencantumkan sumber- sumber tepercaya, serta pendapat tokoh- tokoh yang beliau kutip dari berbagai sumber. Tema yang diambil dari buku ini sangatlah cocok pada keadaan saat ini yakni masyrakat modern. Buku ini juga mengandung banyak aspek-aspek yang sangat membantu dalam memahami materi yang disampaikan penulis dalam pembahasannya, sebagai contoh buku ini memberikan pedoman transliterasi, daftar pustaka, catatan kaki, indeks, biografi penulis dan penutup yang berupa kesimpulan. Buku ini juga di lengkapi footnote yang jelas dan lengkap sesuai sumbernya. Penulis dari buku Studi Islam 1 Kajian kontemporer ini menarik bahkan penting bagi peminat kajian islam yang bukan hanya akan didapatkan secara komprehensif, akan tetapi persoalan yang mengemuka di masyarakat seputar topik yang diangkat dalam buku ini juga dicoba dijawab dengan kerangka ilmiah berbasis teks oleh penulisnya tanpa menghilangkan konteksnya. Pembahasan tentang Ilmu kajian islam kontemporer ini dikaji dengan sangat Detail, sehingga layak untuk dibaca. Penulis juga memberikan footnote dan daftar pustaka yang jelas sehingga dapat menambah referensi bagi siapa saja yang membacanya.
 
Kekurangan : Kekurangannya adalah tidak dicantumkannya gambar, sehingga membuat pembaca merasa bosan, selain itu mungkin dengan gambar akan membantu pembaca lebih memahami maksud dari suatu tulisan. Kemudian tidak disretakan kesimpulan atau ringkasan materi. 
 

Kesimpulan: Buku berjudul "Studi Islam 1 Kajian Islam Kontemporer" yang ditulis oleh Dr. Hasani Ahmad Said, M.A ini sangat berguna dan sangat disarankan serta sangat penting bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih dalam tentang kajian islam yang didalamnya membahas tentang persoalan-persoalan kontemporer dalam banyak disiplin ilmu keislaman, terutama  di masa yang serba modern ini. Begitu banyak aspek-aspek yang ditulis oleh penulis yang dapat membatu pembaca dalam memahami pembahasan yang telah dimuat dalam buku ini.Buku ini banyak memuat pembahasan tentang kajian islam kontemporer yang diramu dengan aneka kajian islam yang mengedepankan teks Al-Qur’an an hadist dan tidak melupakan konteksnya. Intinya buku ini sangat bagus apalagi bagi pelajar yang sedang mendalami ilmu al-Quran dan hadis itu sangat membantu sekali, buku ini juga bisa dijadikan sebuah rujukan untuk lebih mendalami lagi islam kontemporer dimasa modern yang sekarang ini, kenapa buku ini sangat disarankan untuk dijadikan bahan bacaan ataupun bahan rujukan?, karena buku ini memberikan informasi yang sangat berguna bagi pembaca yang ingin mengetahui persoalan-persoalan kontemporer dalam banyak disiplin ilmu keislaman. Semoga dengan beriringnya waktu semakin banyak lagi ilmuwan-ilmuwan yang lebih produktif yang bisa menghasilkan atau menciptakan  karya-karya yang luar biasa.




Khutbah Jum’at tentang Persatuan
Khutbah Pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ
Jama’ah sholat jum’at yang dirahmati Allah,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah menganugerahkankepada kita berbagai macam nikmat sehingga kita tidak akan dapat menghitungnya satu persatu. Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan pengetahuan seperti sekarang ini. Selanjutnya, khotib berwasiat khususnya bagi diri khotib sendiri dan umumnya untuk kita semua, marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. dengan sebenar-benarnya taqwa dalam arti memelihara diri dari segala bentuk kemusyrikan dan kemunafikan dengan mentaati dan mengerjakan semua perintahnya serta meninggalkan semua larangannya, mempertinggi frekuensi iman, meningkatkan kualitas amal, dan kita hiasi kehidupan kita dengan akhlakul karimah sehingga kita menjadi hamba yang beruntung di akhirat kelak. 
Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,
Manusia adalah makhluk sosial, dalam artian manusia hidup di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan memerlukan bantuan satu sama lain. Tegasnya, manusia adalah suatu komponen yang tidak bisa terpisahkan dari suatu masyarakat dan sebagai anggota yang tidak terpisahkan dari bangsa itu sendri. Manusia diciptakan untuk menjalin persaudaraan pada semua orang serta menjauhkan diri dari perpecahan. Merupakan sebuah realisasi pengakuan bahwa hakekatnya semua kedudukan manusia dihadapan Allah SWT adalah sama sesuai dengan tugas dan beban masing-masing. Allah SWT tidak membeda-bedakan diantara hamba-hamba-Nya dan diantara hamba yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah yang paling bertaqwa, sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Wahai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah SWT ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah SWT Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat[49]: 13)
Dari ayat tersebut kiranya bisa dipahami bahwa dari berbagai manusia yang diciptakan oleh yang berbeda-beda suku, bangsa, ras, warna kulit, dan sebagainya bukanlah suatu hambatan untuk saling mengenal satu sama lain, karena memang tujuan diciptakannya manusia itu berbeda-beda adalah untuk saling mengenal. Namun terkadang perbedaan-perbedaan seperti itu menjadi faktor penyebab terjadinya benturan-benturan di masyarakat kita.
Jama’ah sholat jum;at yang dirahmati Allah,
Padahal di dalam Islam diajarkan ketika seorang muslim berdiri di hadapan Allah untuk melaksanakan ibadah dan berdoa kepada Nya, itu tidak untuk pribadinya sendiri, melainkan sekaligus untuk saudara-saudaranya pula. Mari kita perhatikan, ketika sholat maka kita membaca surat Al-Fatihah yang merupakan rukun sholat, ketika ia mengucapkan:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah[1] : 5).
Seorang muslim tidak mengatakan “Hanya kepada Engkaulah saya menyembah dan hanya kepada Engkaulah saya mohon pertolongan” tapi mengunakan kata kami bukan saya. Untuk itu marilah kita hindari rasa dan sikap hidup yang hanya mementingkan diri sendiri (egois) sebab apabila seseorang sudah memiliki sikap ingin menang sendiri (egois) maka hilanglah rasa atau sikap kemanusiaannya dan ia akan memiliki rasa ingin menguasai orang lain, maka akan tumbuhlah kerusakan pada dirinya dan kerusakan itu akan terus berkembang, sehingga kerusakan itu akan menyebabkan dirinya terperangkap dalam ruang lingkup yang sempit, dan perlu kita sadari bahwa apabila semuanya itu sudah terjadi dalam kehidupan kita, maka kita tidak akan mempunyai saudara lagi kecuali diri kita sendiri.
Jama'ah sholat jumat yang dimuliakan Allah,
Sesungguhnya Allah tidak menciptakan manusia untuk berpisah-pisah, tetapi Allah telah mensyari’atkan bagi manusia satu agama. Allah mengutus para nabi dan rasul secara berturut-turut untuk membimbing manusia seluruhnya ke dalam satu jalan. Tetapi hawa nafsu selalu menggoda dan mendorong manusia untuk melupakan pesan mulia ini dan ingkar terhadap pusaka dari Tuhannya Yang Maha Agung, sehingga akibatnya terpecahlah manusia menjadi kelompok-kelompok. Dan jadilah mereka menghancurkan satu sama lain. Allah Ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُوا۟ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعْمَلُوا۟ صَٰلِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ ﴿٥١وَإِنَّ هَٰذِهِۦٓ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَأَنَا۠ رَبُّكُمْ فَٱتَّقُونِ ﴿٥٢فَتَقَطَّعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍۭ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ ﴿٥٣فَذَرْهُمْ فِى غَمْرَتِهِمْ حَتَّىٰ حِينٍ ﴿٥٤
 "Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka terpecah belah dalam urusan (agama)nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan (merasa) bangga dengan apa yang ada pada mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai waktu yang ditentukan.” (QS. Al-Mukminun [23]: 51-54).
Allah telah menjelaskan bahwa mengikuti hawa nafsu itu membawa kesesatan. Dan kesesatan itu merupakan unsur penyebab perpecahan. Maka benarlah apabila ilmu berpisah dengan akhlak dan terlepas dari landasan-landasan ikhlas, maka dapat membahayakan pemiliknya dan manusia seluruhnya, bahkana bagi seluruh makhluk di bumi. Demikian karena sebelum agama itu ada, manusia disesatkan oleh kebodohan yang likulikunya membingungkan. Tetapi setelah agaa datang, kepala-kepala kelompokmereka bersikap keras terhadap agama, dan mereka memperdagangkan ilmu untuk kepentingan diri pribadi. Dengan demikian ilmu terlepas dari akhlak dan keikhlasan.
Rasulullah selalu memohon perlindungan kepada Allah dari ilmu yang tidak bermanfaat. Beliau bersabda: “Sesungguhnya perkara yang lebih aku khawatirkan terhadap kamu sekalian sepeninggal saya ialah orang munafik yang licin bicaranya.” (HR.Thabrani).
Orang munafik ialah orang yang lain di hati lain di mulut. Biasanya mereka hanya pandai berbicara tetapi realitanya tidak ada. Maka terhadap mereka kita harus waspada. Karena bisa saja mereka menyebarkan berita-berita bohong untuk memecah belah persatuan kita. Hati yang sudah rusak membuat ilmu menjadi senjata yang menghancurkan. Allah telah memperingatkan kepada orang-orang yang berilmu, hanya pandai berbicara, dan tidak pandai mengamalkan. Mereka itulah orang-orang yang merusak kesatuan manusia. Allah Ta’ala berfirman:
شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS. Asy Syura[42]: 13).
 Jama'ah sholat jumat yang dimuliakan Allah,
Marilah kita renungkan, sudah banyak kita singgung percekcokan yang membesar-besarkan perbedaan pendapat. Sebab perbedaan pendapat ini suka mengarah kepada kepentingan-kepentingan pribadi atau golongan yang lepas dari akhlakul karimah serta tidak ada ujungnya. Oleh karenanya marilah kita eratkan barisan, kita bersatu kembali agar kita bisa menjadi umat yang membawa kemashlahatan untuk masyarakat umum. Terakhir ada sebuah pepatah mengatakan “Jadilah kita seperti lebah yang selalu memberikan yang baik-baik kepada manusia dengan madu yang dihasilkannya, begitu juga kita harus selalu memberikan yang terbaik kepada saudara-saudara kita terutama ditempat yang kita huni saat ini, dan memang kita diharuskan berbuat baik kepada siapapun. Dan lebah tidak pernah merusak tempat yang ia pijak. Tapi apabial kita mengusiknya maka tak akan segan-segan lebah itu menyengat kita. Ada sebuah syair yang artinya: "dulu saat engkau dilahirkan engkau dalam keadaa menangis, sedangkan orang-orang sekitarmu tertawa menyaksikan kehadiranmu, makadari itu berbuatlah kebaikan di dunia ini selama hidupmu di dunia ini, agar nanti ketika engkau pergi meninggalkan dunia ini engkau dalam keadaan tersenyum gembira, sedangkan orang-orang disekitarmu mengis karena kepergianmu.” Yang artinya bahwa kita dianjurkan untuk berbuat baik selama hidup di dunia ini, agar tercipta kehidupan yang harmonis dan persatuan yang kuat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم
Khotbah kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ 
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا 

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللهم اعز الإسلام والمسلمين وأذل الشرك والمشركين
اللهم انصر المجاهدين فى فلسطين اللهم انصر المجاهدين فى كل مكان
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Term Dalam Logika

Tafsir bir Ra'yi

ALAM KUBUR DALAM PERSPEKTIF HADIS